Prodi

PERTEMUKAN AKU DENGAN RAMADHAN Oleh : Nur Ahmad

PERTEMUKAN AKU DENGAN RAMADHAN*
Oleh : Nur Ahmad

Marhaban ya Ramadhan, Selamat datang bulan Ramadhan bulan terbaik dari semua bulan. Kata tersebut saat ini banyak diserukan diseluruh dunia. Marhaban ya Ramadhan sepatutnya bukan sekadar ucapan yang terlontar dari mulut belaka, akan tetapi kita sambut dengan penuh suka cita dan kebahagiaan hati yang diekspresikan dengan perubahan tindakan dan perilaku yang baik.  Ungkapan selamat datang tampil dengan berbagai ekspresi yang variatif dan inovatif. Bulan agung yang penuh berkah, rahmah, ampunan dan kasih sayang.

Inilah saat-saat ketika tiap detik kehidupan harus diisi dengan amal saleh dan kebajikan, setiap tarikan nafas dan getaran lidah mulai dihiasi dengan dzikir dan taubat.

Ibadah  Ramadhan di wajibkan untuk orang-orang yang beriman di seluruh dunia bukan sekadar ibadah akan tetapi merupakan ibadah yang berbeda dengan ibadah lain, artinya orang itu berpuasa atau tidak hanyalah orang itu sendiri dan Allah saja yang mengetahuinya.

Keistimewaan Ramadhan merupakan bulan penuh keberkahan, bulan yang selalu dirindukan dan dinantikan kedatangannya oleh orang-orang yang beriman dan bertaqwa, sesuai dengan firman Allah yang artinya : “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa” (QS. Al-Baqarah:183).

Senada dengan ini Imam Al Ghozali juga pernah menjelaskan bahwa Puasa Ramadhan merupakan kesempatan bagi umat islam untuk meningkatkan kualitas dimensi keagamaannya. Pertama, dimensi teologis dan spiritual yang tercermin dalam komunikasi antara manusia dan Tuhannya, sehingga memungkinkan dalam dirinya semakin berkembang sifat-sifat ketuhanan yang sebenarnya sudah dimiliki, yakni sifat positif untuk berbuat kebajikan dan tertanam kepekaan hati dalam bertingkah laku.

Kedua, dimensi social yakni tumbuhnya kesadaran sosial dalam batin untuk peduli dengan aspek sosial kemanusiaan. Kualitas kesadaran batin dapat diukur melalui tingkat kepedulian terhadap realitas social tersebut. Seperti ketaatan kepada pemimpin, hormat dan berbakti kepada orang tua, menyantuni anak yatim dan orang-orang miskin, membela orang yang tertindas hak dan martabatnya.

Ketiga, dimensi mental, yaitu dengan berpuasa akan melahirkan mental yang baik, tegar dan tahan banting sehingga mampu menghadapi berbagai tantangan, cobaan, godaan maupun ujian dalam kehidupan.

Keempat, dimensi etika, yaitu dengan menjalankan ibadah Puasa Ramadhan dengan benar dan berkualitas, maka akan tercermin dalam diri kita nilai-nilai etika dan moral agama yang positif untuk diaktualisasikan dalam pola kehidupan sehari-hari serta mampu melakukan tugas dan kewajiban melalui pertimbangan rasional dan hati nurani.

Menyambut bulan suci Ramadhan kali ini kita harus merancang suatu langkah yang strategis agar kita memperoleh hikmah dan pahala dari Allah SWT. Jangan hanya memikirkan menu untuk berbuka puasa dan sahur saja, tapi kita harus menyusun menu rohani dan ibadah kita kepada Allah, dengan kualitas yang lebih baik daripada hari-hari biasa. Karena dengan mempersiapkan dan memprogram aktifitas kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan.

Sebuah hadist Nabi bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan: Pertama, Kebahagiaan ketika ia `Ifthar` (berbuka). Ini artinya kebahagiaan duniawi, yang didapatkannya ketika ia terpenuhi keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kabahagiaan rohani karena terobati kehausan sipritualitas dengan siraman-siraman ritualnya dan amal sholehnya. Kedua, Kebahagiaan ketika bertemu dengan Tuhannya. Inilah kebahagian ukhrawi yang didapatkannya pada saat pertemuan yang hakiki dengan al-Khaliq. Akhirnya dengan kehadiran bulan suci Ramadhan dapat kita dijadikan suatu momentum untuk memperoleh pahala serta mendapatkan maghfirah dan  keridlaaan dari Allah Yang Maha Agung. Semoga diberikan kekuatan iman dan islam, serta diberikan keikhlasan dalam ibadah-ibadah kita selama bulan Ramadhan ini. `Allumma Balligna Ramadhan` Ya Allah Pertemukan Kami dengan Bulan Ramadhan.

*(Artikel tersebut pernah dimuat di Cermin Hati Radar Kudus, 3 Juni 2016)

Share this Post: