Prodi

Makna Ramadhan Sebagai Bulan Suci dan Literasi

Oleh Dr. Muhammad Shohibul Itmam, M.H.

Secara umum meskipun masih dalam situasi pandemic, umat Islam biasanya memperingati Nuzulul Quran pada malam ke-17 ramadhan sebagai malam peringatan diturunkanya al-Quran sebagai kitab suci menjadi wahyu sekaligus petunjuk umat Islam yang bertaqwa. Ritual peringatan tersebut tersebut berdasarkan ayat dalam surat al-Baqarah yang ke-185 yang substansinya bahwa devinisi bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Ritual tersebut juga dimaknai sebagai peringatan bulan suci yang sacral pada bulan ramadhan diterima serta diakui oleh hampir semua umat beragama apapun. Selain ritual peringatan Nuzulul Quran, guna mengohormati kesucian bulan ramadhan umat Islam juga mempunyai kewajiban melaksanakan puasa dengan menahan lapar dahaga pada serta menahan emosi secara lahir batin.

 Kesucian Ramadhan

Terkait bulan ramadhan sebagai bulan turunya al-Quran sebagaimana  dijelaskan dalam kitab Durratun Nasihin bahwa hampir semua kitab suci juga diturunkan pada bulan Ramadhan. Dalam sebuah hadits dari Watsilah bin al-Asqa’ Nabi bersabda; “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadhan, Taurat diturunkan setelah enam hari berlalu dari Ramadhan, Injil setelah 13 hari berlalu dari Ramadhan, dan Alquran diturunkan setelah berlalu 27 hari dari Ramadhan.” (HR. Ahmad). Jika erujuk hadits ini, turunnya al-Quran berarti bukan seperti malam Nuzulul Quran yang dikenal selama ini pada malam ke-17 ramadhan, tanggal pasti kapan turunnya al-Quran masih menjadi perdebatan di kalangan para alim ulama.

 

Literasi Ramadhan

Dalam semarak memuliakan bulan ramadhan, dijelaskan dalam surat al-Alaq ayat pertama bahwa nabi Muhammad diserukan supaya menjadi manusia yang aktif berliterasi dengan cara membaca yang bermakna membaca kehidupan dan alam semesta. Bahkan al-Quran juga juga menegaskan sebelum menjalankan sholat, puasa, zakat serta ibadah haji, umat Islam supaya belajar dahulu dengan membaca dan menulis. Dengan demikian, sesungguhnya ramadhan bukan hanya bulan suci, bulan puasa, bulan sakral yang penuh dengan dengan pahala berlipat tetapi juga bulan motivasi semangat untuk penguatan literasi.

 

Makna Ramadhan Sebagai Bulan Suci dan Literasi

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa ramadhan adalah bulan kemuliaan yang didalamnya  ada malam Lailatul Qadr, malam kebaikan setara dengan ibadah seribu bulan serta amalan ibadah apaun yang berlipat pahalanya, ramadhan juga bisa dimaknai sebagai bulan suci dan bulan literasi.

Bulan suci artinya bulan yang mengantarkan kepada umat Islam khususnya menuju kehidupan yang sukses dunia akhirat melalui puasa dan menjaga inderaserta  organ tubuh lainya supaya lebih peka dengan kehidupan dan kemanusiaan serta terhindar dari kesalahan dan kejelekan.

Sedangkan sebagai bulan literasi artinya ramadhan mengantarkan kepada umat Islam khususnya supaya lebih aktif memperbanyak membaca al-Quran, Tadarrus belajar dan Tadabbur merenungkan alam sekitar dengan dinamika sosialnya. Dalam makna lebih luas literasi bagi umat Islam menjadi sarana bagi kemajuan umat Islam untuk mengatur kehidupan dalam berbagai sector menuju kehidupan dan peradaban yang lebih baik.

Dengan demikian sungguh beruntung seorang muslim yang bisa menjadikan ramadhan sebagai momentum untuk meningkatkan kesucian diri pada sisi tertentu sekaligus meningkatkan potensi menjadi manusia yang peka terhadap perkembangan literasi pada sisi yang lain. Dengan predikat keberuntungan tersebut mengantarkan menjadi muslim yang Kaffah total serta Rahmat keberkahan bagi kemanusiaan.

Share this Post: