Prodi

Ramadhan dan Bulan Kebersihan

Oleh: Dr. M. Nur Ghufron, S.Ag., M.Si

Ramadhan tahun ini berbeda dari bulan ramadhan tahun-tahun sebelumnya. Bila bulan Ramadhan sebelumnya disambut dan dirayakan dengan suka cita dan riang gembira, bulan ramadhan tahun ini terasa lebih sendu dan tak semeriah biasanya karena saat ini masih dalam suasana pandemi Corona Covid-19 yang melanda dunia.

Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk menangani penyebaran virus Corona seperti menganjurkan menerapkan pola hidup baru berupa pembatasan interaksi sosial yang diwujudkan dengan beraktivitas dari rumah, menggunakan masker, karantina mandiri bagi individu dengan kondisi dan status kesehatan tertentu, hingga karantina wilayah dan tak kalah penting untuk selalu melakukan perilaku hidup sehat dan bersih.

Upaya yang terakhir pemerintah yang menggalakkan hidup bersih seperti untuk lebih sering cuci tangan adalah sangat penting untuk mencegah infeksi covid-19 ini. Selain itu, kebanyakan hasil penelitian menegaskan bahwa penyebaran kuman di tubuh bersumber dari tangan.  Oleh karenanya, menjaga kebersihan tangan menjadi salah satu upaya dini yang paling dasar agar terhindar dari berbagai penyakit.

Islam sangat memperhatikan kebersihan, baik kebersihan lahir (fisik) dan kebersihan batin (jiwa). Kedua jenis kebersihan ini tidak bisa dipisahkan. Karena sangat pentingnya kebersihan bagi Islam, sehingga orang yang berikhtiar pada  kebersihan akan dicintai oleh Allah SWT. sebagaimana tersebut dalam surat al-Baqarah ayat 222: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang menyucikan/membersihkan diri”. Seperti ketika seorang Muslim melakukan ibadah tertentu ia harus terlebih dahulu membersihkan aspek lahiriahnya. Seperti yang dikatakan Rasulullah SAW, "Kunci sholat adalah penyucian (bersih)".

Dalam terminologi yurisprudensi Islam, kebersihan fisik sering disebut sebagai thaharah dan nadzafah yang menjadi pembahasan utama dalam kitab-kitab klasik seperti membahas masalah air dan tanah, wudhu, mandi, mandi janabat, tayamum, dan lain-lain. Sementara kebersihan batin (jiwa) dengan istilah tazkiyah. Pembersihan jiwa (tazkiyatun nafs) bermakna pada upaya menyucikan jiwa dengan memperbaiki sikap (tindakan) hidup manusia.

Bulan ramadhan tahun ini umat Islam di Indonesia masih dalam suasana pandemi virus Corona yang terus dituntut dan menjaga kebersihan dengan perilaku hidup bersih seperti rajin bersuci dan cuci tangan. Pada bulan ini pula diharuskan melaksanakan puasa guna pensucian hati dan jiwa dari segala virus penyakit batin seperti iri, dengki, hasad, tamak, kikir, angkuh, sombong, takabbur dan riya,‎ dan berbagai sifat-sifat kebinatangan lainnya yang ada pada  manusia.  

Bulan ramadhan adalah bulan kebersihan dan kesucian serta bulan untuk meraih ketaqwaan. Oleh karenanya, dalam menjalani puasa harus benar-benar dilaksanakan dengan niat ikhlas dengan cara memperbanyak ibadah, seperti sholat, membaca al-Qur’an, menunaikan zakat, memperbanyak shodaqoh, menjaga dari makanan, minuman, seks, serta mengumbar kata-kata yang tidak baik dan tidak benar. Selain itu, hendaknya umat Islam selalu menjaga kesucian dan kebersihan secara fisik karena Islam juga telah menegaskan kebersihan menjadi pelengkap keimanan seseorang. Dengan kata lain semakin seseorang taat kepada Alloh, semakin taat ia menjaga kebersihan dirinya dan lingkungannya. Bukankah  Rasulullah SAW. bersabda, “Kebersihan itu sebagian dari iman?”

Share this Post: